Dipertanyakan Rasa Kemanusiaan Para Pejabat Muara Enim Yang Justru Melancong Disaat Masyarakatnya Alami Kebanjiran Dan Kelaparan



Sekitarsilampari.com, MUARA ENIM - Warga Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel), meluapkan kecewaannya karena saat mereka tertimpa musibah kebanjiran, Pejabatnya banyak berada di luar kota, Minggu (26/6/2022).

Korban kebanjiran pun bingung karena tak ada tempat untuk berdiskusi atau memberikan bantuan karena mayoritas pejabat pergi melancong.

Tak adanya pejabat di lokasi, menyebabkan mereka kelaparan karena warga tak bisa memasak akibat peralatan dapur terendam air.

"Kami dari jam 01.00 tadi belum tidur, makan juga belum karena peralatan masak dan bahan makanan banyak terendam banjir," kata Karmin salah seorang korban banjir, Minggu (26/6/2022).

Menurut Karmin, ia merasakan banjir kali ini cukup besar setelah bertahun-tahun tidak banjir.

Dirinya kurang tahu penyebabnya yang pasti selain karena hujan, karena banjir kali ini sepertinya tidak wajar.

"Kami tidak tahu kemana para pejabat ini, yang pasti kami kesusahan," ujarnya.

Hal senada dikatakan tokoh masyarakat Lawang Kidul Hijazi, bahwa pihaknya sangat 

menyayangkan para pejabat Pemerintahan daerah banyak tidak berada ditempat.

Seharusnya jika ada pejabat yang keluar daerah dinas luar, harus ada pejabat yang tinggal untuk menampung aspirasi atau menghandle jika ada permasalahan mendadak seperti saat ini.

Jangan hanya mengandalkan bantuan CSR perusahaan sebab bantuan tersebut hanya instan, sedangkan masyarakat ingin dukungan moral dan motivasi.

"Kalau pergi, ada yang harus jaga gawang, jangan pergi semua terutama pejabat di Kecamatan Lawang Kidul. Takutnya ada kejadian seperti ini masyarakat bingung berkeluh kesah kemana," tegas Hijazi.

Ratusan rumah di Lawang Kidul, Muaraenim, Sumatera Selatan (Sumsel), terendam banjir, Minggu (26/6/2022).

Setidak terdapat empat desa yang berada di Kecamatan Lawang Kidul terendam akibat

Sungai Enim meluap dampak dari hujan yang menguyur kawasan Lawang Kidul pada Sabtu sore (25/6/2022) hingga malamnya.

Selain merendam pemukiman warga, banjir juga mengenangi Jalan Lintas Sumatera Tengah, sehingga kendaraan bertonase besar tak bisa melintas.

Dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, banjir mulai mengenangi pemukiman warga sekira pukul 00.30 WIB di beberapa Kecamatan Lawang Kidul dan sebagian Kecamatan muara Enim.

Hal tersebut dikarenakan sebelumnya sebagian di wilayah Kabupaten Muara Enim terutama di bagian hulu diguyur hujan dari sore kemarin (Sabtu, red) hingga Minggu malam.

Akibat intensitas hujan yang cukup tinggi hingga membuat sejumlah anak sungai dan Sungai Enim meluap hingga menyebabkan banjir yang merendam pemukiman di beberapa wilayah kecamatan Lawang Kidul.

Beberapa diantaranya desa yang terendam banjir seperti di Talang Gabus, Desa Keban Agung, Desa Lingga, Desa Tanjung Raja dan sekitarnya. 

Sedangkan di Kecamatan Muara Enim banjir juga menggenangi pemukiman di Desa Karang Raja.

Air mulai memasuki pemukiman warga sekira pukul 00.30 dengan kedalaman bervariasi dari sebatas dua mata kaki hingga 2 meter dan baru sekira pukul 06.00 air mulai surut.

Menurut Rohaida (40) warga Tanjung Raja, bahwa banjir kali ini cukup besar, sebab banjir terakhir terjadi sekitar tahun 2015.

Terlihat dari batas banjir yang menggenangi rumahnya sekitar 1,5 meter padahal berada di pinggir jalan.

Kebetulan rumahnya panggung dan barang-barang elektroniknya sudah ia naikkan ke atas sehingga lebih aman.

"Meski rumah panggung, saya tetap was-was dan tidak tidur semalaman, takut banjirnya naik lagi," ujarnya.

Lain halnya dengan Ustad Muslim Solihin (40) warga Desa Lingga, kebetulan rumahnya Depok tidak bertingkat, sehingga ketika banjir datang otomatis membuat barang-barangnya badan terendam banjir.

Baru kali ini, banjir cukup besar setelah tahun 2015.

"Kami minta bantuan pemerintah untuk dapur umum, karena alat masak basah semua," harapnya.

(Binsar Siadari seperti dilansir dari berita online Sripoku.com) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama